LAIN-LAIN

Profil Guru dan Keluarga HASDI




Keluarga HASDI atau Himpunan Anggota Silat Dasar Indonesia didirikan di Jember – Jawa Timur- Indonesia, pada tanggal 14 April 1961 oleh Bpk. R.S. Hasdijatmiko di usia 21 tahun (lahir pada tanggal 14 April 1940 dan wafat pada 10 Nopember 1999). Pak Hasdi, demikian biasa beliau dipanggil, juga dipercaya menjadi Ketua IPSI se-ex Karesidenan Besuki . Berarti di usia yang masih belia yaitu 21 tahun beliau telah dikenal dedikasi dan kemampuannya dalam membawa IPSI dan mengajak Perguruan Silat untuk mau menjadi anggota IPSI (karena pada saat itu banyak perguruan silat yang tidak mau menjadi anggota IPSI). Amanat yang diemban beliau untuk memimpin IPSI se-ex Karesidenan Besuki sampai pada tahun 1975(14 tahun). Dan Sebagai Ketua IPSI Kabupaten Jember mulai tahun 1979 sampai 1989 (10 tahun). Mungkin sebuah rekor tersendiri, usia belia (21 th) dan terlama (24 th).

Selama menjadi Ketua IPSI salah satu yang sampai sekarang tetap di jalankan atas ide dan inisiatif beliau adalah long march th.1969 Jember-Tanggul-Jember oleh 13 Perguruan Silat plus SGPD (Sekolah Guru Pendidikan Djasmani, yang waktu itu pelatih silatnya adalah mas Budi Supriyanto). Long march ini adalah cikal bakal diadakannya Gerak Jalan Tajemtra (Tanggul Jember Tradisional) yang pada waktu itu bupatinya Bapak Abdul Hadi dan Ketua KONI Bapak Abdul Rajak. 1971 diresmikan Tajemtra oleh Bupati Abdul Hadi, 1972 menjadi Tajemtra 'Mahmudi Cup' (nama korban yang tewas dalam tajemtra).

Tehnik – tehnik Silat Keluarga HASDI bersumber dari Bapak RS Hasdijatmiko sendiri yang didapat dari pengalaman dan pengetahuan beliau. Bukan merupakan penggabungan dari berbagai aliran seperti yang dilakukan beberapa Perguruan Silat lainnya sehingga dapat dikatakan Tehnik- tehnik Keluarga HASDI asli atau orisinil, ditujukan untuk kepentingan mem-Bela Diri demi Ibadah. Ragam Tehnik Silat Keluarga HASDI tersusun secara terarah dan sistematis (terdapat di Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga), tangan kosong maupun bersenjata;

1. Silat Dasar Raja (Kong Pe),
2. Silat Dasar Putri,
3. Silat Dasar Merak,
4. Silat Dasar Garuda,
5. Silat Dasar Bangau,
6. Silat Dasar Harimau,
7. Silat Dasar Bima Sakti,
8. Silat Dasar Mliwis,
9. Silat Dasar Katak (Homokang),
10. Silat Dasar Lebah Hitam,
11. Silat Dasar Teratai,
12. Silat Dasar Pendeta,
13. Silat Dasar Naga (Han Liong),
14. Silat Dasar Yang Liu
15. Silat Dasar Kong Ciak
16. Dan Gerak – gerak Silat Berpasangan

Selain Tehnik Silat, di Keluarga HASDI juga dipelajari Tehnik Pernapasan. Dalam kurun waktu tertentu diadakan ujian kenaikan tingkat.

Dalam melakukan pengembangan Perguruan, Keluarga HASDI terbilang sangat selektif . Penguasaan Tehnik Gerak Silat menjadi salah satu unsur utama yang dijadikan dasar pemilihannya. Karena penguasaan Tehnik Gerak Silat adalah sarana untuk menjaga pakem atau keaslian. Mas Budi Supriyanto diberi kepercayaan untuk membuka Cabang Keluarga HASDI di Gresik pada tahun 1971 (sekarang dipimpin oleh Mas Ainul Musyafak sebagai Ketua Cabang) dilanjutkan di Tuban pada tahun 1992 (sekarang dipimpin oleh Mas Muchibin sebagai Ketua Cabang), di Yogyakarta tahun 1990 oleh Haris Subrata, dan Surabaya tahun 1994 oleh Age Priambodo sekaligus sebagai Ketua Cabangnya. Selepas wafatnya Guru dan Pendiri (10 Nopember 1999) di Jember diteruskan oleh Bagus Djati Santigi (putra Pak Hasdi) sebagai Ketua Umum Pusat. Generasi kedua inilah yang sekarang mewarisi amanah dan semua pakem tehnik silat Keluarga HASDI.






PPS BINTANG SURYA 


SEJARAH SINGKAT PPS BINTANG SURYA
1. GENERASI GURU BESAR (RADEN PANDJI)
PPS Bintang Surya adalah salah satu Pencak Silat yang murni dari leluhur bangsa Indonesia. PPS Bintang Surya bersumberkan pada kepiawaian Syarif Hidayatullh ( Sunan Gunung Jati ) dari cirebon; yang merupakan salah satu wali songo yang mahsyur.

Salah satu keturunan ke-3 (generasi ke-4) dari Sunan tersebut yakni Haji Abdullah Umar telah mengajarkan dan menurunkan segala ilmunya dari Sunan Gunung Jati kepada cucunya Raden Pandji.

Oleh Raden Pandji, ilmu dari kakeknya teersebut dikembangkan didaerah timur (Surabaya) tahun 1969 dan membentuk Kerukunan Pencak Silat Bintang Surya yang anggota-anggotanya terbatas bagi anggota TNI AL dan Marinir yang berasal dari Jawa Barat.

Melihat perkembangan jumlah anggota, Kerukunan Pencak Silat Bintang Surya oleh Raden Pandji didaftarkan ke Dewan Kebudayaan Kodya Surabaya. Pada tanggal 14 Desember 1973, keluarlah surat ijin dari kantor Dewan Kebudayaan Kodya Surabaya tentang diakuinya keberadaan Kerukunan Pencak Silat Bintang Surya.

Semenjak tanggal tersebut berdirilah secara resmi suatu Perguruan Pencak Silat dengan nama Perguruan Ilmu Seni Bela Diri Pencak Silat BINTANG SURYA disingkat menjadi PPS Bintang Surya.

Pada tahun 1978, PPS Bintang Surya didaftarkan ke IPSI Kodya Surabaya dengan nomor induk 04/IPSI-KMS/1978.

2. GENERASI GURU BESAR (M. SAID)

PPS Bintang Surya adalah salah satu Perguruan Pencak Silat yang murni warisan dari leluhur Bangsa Indonesia, bersumberkan dari ilmu Syeh Syarif Hidayatullah, yang bergelar Sunan Gunung Jati, Cirebon, yang merupakan salah satu dari Wali Songo yang termahsyur.

Salah satu keturunan ketiga (generasi ke-4) dari Sunan Gunung Jati yakni Haji Abdullah Umar, telah mengajarkan dan menurunkan semua ilmu dari Sunan Gunung Jati kepada cucunya bernama R. Pandji.

Oleh R.Pandji, ilmu dari kakek tersebut dikembangkan di daerah timur (Surabaya) mulai tahun 1969 dan membentuk kerukunan Pencak Silat yang diberi nama PPS Bintang Surya, yang anggota–anggotanya terbatas anggota marinir (KKO AL) dan TNI AL yang berasal dari Jawa Barat (Pasundan).

Melihat perkembangan jumlah anggota yang semakin pesat, baik dari kalangan militer maupun umum, maka kerukunan Pencak Silat Bintang Surya,oleh R. Pandji didaftarkan ke Kantor Dewan Kebudayaan Kota Madya Surabaya dan pada tanggal 14 Desember 1973 keluarlah surat ijin tentang diakuinya keberadaan Kerukunan Pencak Silat Bintang Surya.

Pada tanggal 1 Januari 1978, Kerukunan Pencak Silat Bintang Surya didaftarkan ke IPSI Cabang Kota Madya Surabaya dengan Nomor Induk 04/IPSI KMS/1978, dengan nama resmi Perguruan Pencak Silat Bintang Surya, disingkat PPS Bintang Surya, dipimpin langsung oleh R. Pandji sebagai Guru Besar dan Ketua Umum.

Kemudian pada tanggal 10 September 1996,didaftar ulang ke IPSI kota Madya Surabaya dengan No. Registrasi 007/40/PC .32 XA/VIII/1996.

Sejak tahun berdirimya PPS Bintang Surya tahun 1969 sampai dengan sekarang PPS Bintang Surya telah berkembang hampir di semua kota Jawa Timur dan beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Barat serta di luar Pulau Jawa, dimana semua cabang cabang tersebut berada di bawah kepengurusan PPS Bintang Surya yang berpusat di Surabaya Jawa Timur.

Setelah R.Pandji wafat pada hari Kamis tanggal 30 Desember 2004, maka diadakanlah Rapat Koordinasi Pengurus Pusat dan Dewan Guru pada tanggal 19 sampai dengan 20 Februari 2005 yang dihadiri juga oleh sebagian Pengurus Cabang se-Jawa Timur, dipimpin langsung oleh Ketua Pusat Bapak Wahyono.

Adapun hasil rapat kordinasi Pengurus Pusat dan Dewan Guru serta Cabang cabang tersebut secara aklamasi memutuskan bahwa sebagai pengganti Almarhum Guru Besar R.Pandji adalah Bapak M.Said, sebagai murid tertua yang sejak berdirinya PPS Bintang Surya tahun 1969 sampai dengan sekarang tetap aktif yang jabatan semula sebagai Dewan Guru Pusat .





PERSINAS ASAD 




Persinas ASAD merupakan perguruan silat yang dilatarbelakangi oleh beberapa aliran silat di Indonesia, diantaranya adalah:

1. Aliran Cimande, yang berjuluk Cimande Tari Kolot
Aliran silat yang berasal dari tanah Pasundan ini diadopsi oleh Persinas ASAD untuk memperkaya khasanah seni pencak silat di dalamnya. Adapun Persinas ASAD memperoleh ilmu seni beladiri ini dari proses berguru kepada Bapak H. Rachmat Ace Sutisna.

2. Aliran Silat Karawang, yang berjuluk Singa Mogok
Silat asal Karawang – Jawa Barat ini diperoleh dari proses berguru langsung kepada Bapak H. Sulaiman. Tidak banyak diketahui mengenai silsilah ilmu beladiri ini secara lengkap dan jelas.

3. Aliran Silat Indramayu
Silat Indramayu ini pun diperoleh dari proses berguru langsung kepada guru besarnya, yakni Bapak Ahmad. Namun sama halnya dengan Silat Karawang Singa Mogok, kami pun tidak mengetahui secara pasti runutan silsilah beladiri ini.

Untuk menciptakan kaidah seni dan jurus yang baku saat ini, maka dewan guru/pelatih Persinas ASAD meramu atau merumuskan dari apa yang mereka peroleh. Adapun cabang ilmu pencak silat yang berhasil dikumpulkan dan dikolaborasi, dimana selanjutnya menjadi bahan dasar terbentuknya kaidah seni dan jurus Persinas ASAD yang saat ini telah baku, adalah sebagai berikut:

CIMANDE TARI KOLOT (BOGOR)

1. Kelid Duduk (33 jurus)
2. Kelid Berdiri (33 jurus)
3. Pepedangan (17 jurus)
4. Gerakan Seni / Kembangan:
4.1 Tepak Satu;
selancar hiburan/atraksi (angka 8) dan selancar massal.
4.2 Tepak Dua
4.3 Tepak Tiga / Tilu

SILAT KARAWANG SINGA MOGOK (7 jurus)

SILAT INDRAMAYU (9 jurus)

Alhamdulillaah, dari alur silsilah para dewan guru/pelatih Persinas ASAD yang merujuk pada Silat Cimande Tari Kolot ini, menjadikan Persinas ASAD diakui pula sebagai salah satu anggota aliran silat Cimande Tari Kolot – Bogor, dengan urutan silsilah ilmu yang ke-sembilan, sebagai berikut:

Eyang Buyut, sebagai pencipta awal aliran pencak silat Cimande
Diturunkan kepada Eyang Rangga dan Eyang Khoir
Diturunkan dari Eyang Rangga kepada M. Ace Laseha dan M. Karta Singa
Diturunkan dari M. Ace Laseha kepada salah satu anaknya, yakni M. Abdul Somad
Diturunkan dari M. Abdul Somad kepada H. Idris
Diturunkan dari H. Idris kepada Ibu Dedeng Kurnia
Diturunkan dari Ibu Dedeng Kurnia kepada putranya, yakni Bp. Rachmat Ace Sutisna, yang juga menjabat sebagai Ketua Silat Cimande Tari Kolot, Bogor – Jawa Barat
Diturunkan dari Bp. Rachmat Ace Sutisna kepada 8 orang guru/pelatih di jajaran PB Persinas ASAD. Mereka adalah: Agung Sujatmiko, Supriyatna, Ahmad Bachtiar Mukti, Susilo Edi, Sulthon Aulia, Poyo Wiyanto, Yusuf Wibisono, dan Antong Samijo.

Demikianlah sedikit uraian mengenai asal muasal kaidah seni, jurus, serta silsilah yang saat ini berlaku dalam Persinas ASAD. Kami mohon maaf sebesar-besarnya jika ada kesalahan tulis pada uraian singkat diatas





PAGAR NUSA 


SEJARAH BERDIRINYA PENCAK SILAT NU PAGAR NUSA

Ikatan pencak silat NU Pagar nusa,sebagai badan otonom Nahdlatul Ulama yang bertugas menggali,mengembangkan dan melestarikan pencak silat Nahdlatul Ulama sebagai warisan wali songo.
Berawal dari sebuah perhatian dan sekaligus keprihatinan tentang surutnya dunia persilatan di pelataran pondok pesantren.Padahal pada awalnya pencak silat merupakan kebanggaan yang menyatu dengn kehidupan dan kegiatan pondok pesantren.Tanda-tanda kesurutan antara lain;Hilangnya peran pondok pesantren sebagai padepokan pencak silat.Awalnya pondok pesantren bisa di ibaratkan sebagai sentralkegiatan pencak silat.Kyai atau Ulama pondok pesantren selalu melengkapi dirinya dengan pencak silat,khususnya aspek tenaga dalam atau karomah yang di padu dengan beladiri.Pada saat ituseorang kyai sekaligus juga menjadi pendekar pencak silat.Di sisi lain tumbuh menjamurnya perguruan pencak silat yang lahir seperti jamur di musim penghujan.Dengan segala keanekaragaman,baik di lihat dari segi agama,aqidah maupun kepercayaannya.Satu sama lain bersikap tertutup,menganggap dirinya yang paling baik dan paling kuat.Kebanyakan bersifat lokalsehingga tumbuhnya menjamurdan berguguran setelahnya.
Keadaan yang demikian mendorong para Ulama pimpinan pondok pesantren,pendekar serta tokoh-tokoh pencak silatutk musyawarah khususnya mencari jalan keluar,yaitu membuat suatu wadah yang khusus mengelola pencak silat NU pd tgl 12 Muharram1406M,bertepatan pd tgl 27 September 1985 M,berkumpulah para Ulama dan para pendekar di pondok pesantren Tebuireng Jombang Jawa timur,utk musyawarah dan sepakat membentuk suatu wadah yang khusus mengurus pencak silat Nahdlatul Ulama.Musyawarah tsb di hadiri Tokoh-tokoh pencak silat dari; Jombang,Ponorogo,Pasuruan,Nganjuk dan Kediri.
Pada musyawarah tsb di sepakati antara lain membentuk Ikatan pencak silat NU disingkat (IPS NU),musyawarah berikutnya di adakan di pondok pesantren Lirboyo Kediri Jawa timur,dan meminta PWNU Jatim mengirim utusan utk mengikuti pertemuan di Lirboyo Kediri pd tgl 3 Januari 1986,dan utk pertemuan berikutnya tetap di adakan di tempat yang sama.
Hadir dalam musyawarah tsb para tokoh pencak silat antara lain dari Pasuruan,Ponorogo,Jombang,Nganjuk dan Kediri.Utusan dari PWNU Jatim yaitu K.Bukhori susanto (Lumajang) dan K.Suharbillah SH.LLT dari Ponpes AN-NAJIYAH sidosermo Surabaya.
Dalam musyawarah tsb disepakati susunan pengurus harian Jatim merupakan embrio pengurus pusat,sbb;
Ketua umum ; K.H.Agus Maksum Djauhari
Sekretaris ; Drs.H.Fuad Anwar
Ketua harian ; K.H.Drs.Abdur Rahman Utsman
Ketua I ; H.Suharbillah SH.LLT
Sekretaris ; Drs.H.Fuad Anwar
Sekretaris I ; Drs.H.Kuncoro
Sekretaris II ; Ashar Lamro
Nama yang di sepakati adalah Ikatan pencak silat NU di singkat IPS NU.Pada waktu Audiensi dgn Pengurus Wilayah NU Jatim di usulkan nama oleh K.H Anas Thohir selaku pengurus wilayah NU Jatim adalah Ikatan pencak silat NU Pagar nusa yang mempunyai kepanjangan Pagar NU dan Bangsa.Nama tsb di ciptakan oleh K.H Mudjib Ridlwan dari Surabaya,putra dari K.H Ridlwan Abdullah pencipta lambing NU.Simbol terdiri dari segi lima warna dasar hijau,di dalamnya ada bola dunia dan di depannya ada pita bertulis Logo La Gholiba illabillah dgn arti tiada yang menang kecuali mendapat pertolongan dari Allah.Di lengkapi dengan bintang sembilan dan trisula (di kalangan NU di kenal dgn nama cabang)sebagai symbol pencak silat.Lambang tsb di usulkan oleh H.Suharbillah.SH.LLT.Disempurnakan dan di rubah menjadi segi lima oleh peserta musyawarah III di Ponpes Tebuireng Jombang.K.H Sansuri Badawi sebagai sesepuh dan penasehat yang sempat hadir dalam musyawarah tsb menandaskan bahwa ;
Logo yang berbunyi ; Laa Gholiba illallah di pertahankan
Tetapi di rubah menjadi ; Laa Gholiba illa billah.
Untuk membentuk Susunan Pengurus tingkat Nasional PBNU membuat Surat Pengantar kesediaan di tunjuk sbg Pengurus,Surat pengantar tsb di tanda tangani oleh Ketua Umum PBNU K.H Abdurrahman Wahid,dan Rais Aam K.H Ahmad Siddiq.Insya Allah tanda tangannya K.H Ahmad Siddiq merupakan tanda tangan yang terakhir.
Lembaga pencak silat NU memenuhi tuntutan organisasi mengadakan Munas I yang di adakan di Ponpes Zainul hasan Genggong Kraksaan Probolinggo Jatim.Surat kesediaan di tempati di tanda tangani oleh K.H Saifurrizal, Insya Allah merupakan tanda tangan beliau yang terakhir.Penentuan tgl pelaksanaan Munas I di tentukan oleh Kyai sendiri yaitu tgl 20-23 September 1991.Ternyata tgl tsb adalah 100 hari wafat beliau. Sehingga waktu pembukaan di adakan Tahlil terlebih dahulu.Sesuai dgn hasil Muktamar NU di Cipasung, Lembaga pencak silat NU Pagar Nusa berubah status dari Lembaga menjadi Badan Otonom, sehingga namanya menjadi; Ikatan Pencak Silat NU Pagar Nusa.
Sekitar tahun 1990-an, mulai diperkenalkan pada seluruh Kabupaten/Kotamadya yang ada di Propinsi Jawa Timur. Khususnya di Kabupaten Sidoarjo atau yang dikenal sebagai kota udang. Sejak diperkenalkan, Pagar Nusa merupakan salah satu organisasi pencak silat yang dapat di perhitungkan terutama dalam bidang prestasi. Tidak hanya itu, Pagar Nusa juga menjadi salah satu ikon penting pada dunia pendidikan terutama pada lingkungan Ma'arif.

 

2 komentar:

Unknown mengatakan...

maaf sebelumnya admin,,
lambang atau logo PPS BINTANG SURYA yg ada di blog anda ini keliru dan salahhh..
tolong diperbaiki lagi..

Legreck mengatakan...


tolong Lambang bintang surya yang ori min yg di pajang..

Posting Komentar